Sabtu, 07 Juni 2014

CERITA RAKYAT | KAYAU (PENCARI KEPALA) SUKU DAYAK

ADAT KAYAU SUKU DAYAK"
( suku dayak kalimantan )
IP
Kayau adalah kata-kata yang sangat angker dan menjadikannya momok menakutkan bagi masyarakat yang belum mengenalnya. Menurut pandangan orang Dayak kepala itu .adalah memiliki kekuatan supranatural yang sangat tinggi dan juga sebagai simbol tingginya strata/status sosial seseorang di dalam masyarakat apabila semakin banyak mendapatkan kepala, bahkan dalam tradisi adat Dayak Kenyah apabila seseorang tersebut memiliki banyak kepala hasil mengayau, maka akan berhak memiliki Taring Macan Kumbang di telinga, dan di sebagian daerah kalimatan ini kehormatan tersebut bisa diberikan dengan cara membuatkan motif tato khusus ( tergantung daerah ). Biasanya semakin banyak hasil kayau itu bisa dilihat dari Mandaunya (terutama Dayak yang di Kalteng), yaitu ketika semakin banyaknya Rambut di Hulu Mandau dan juga semakin banyak tato yang iya punya seperti tato melingkar ( biasanya para Pangkalima yang memiliki tato ini ).

Sebenarnya tidak tepat bila dikatakan demikian, karena kayau itu sendiri hakekatnya adalah bukan “memburu” namun lebih tepat dikatakan “hukum sebab akibat” di tatanan masyarakat Dayak, karena ketika dia berbuat maka dia yang menanggung dari akibat pebuatan tersebut.

Kayau menurut tradisi Dayak adalah dimana sesorang (kesatria) itu memang harus memotong kepala demi satu tujuan, yang dimana tujuan tersebut mempunyai tujuan yang jelas dan tersistematis dan dalam tujuan tersebut tidak bisa asal-asalan, karena masyarakat adat dayak juga mempunyai adat ataupun aturan yang melarang tentang pembunuhan, ini yang dikenal dengan sebutan, putang (Dayak Katingan), hasaki’/manyaki’ (Dayak Katingan) adapun jenis kayau menurut versi Kapuas (Dayak Ot Danum) dan katingan (Dayak Katingan, keluarga atau sub suku Dayak Ngaju) adalah sebagai berikut :


1. KAYAU TABUH

adalah dimana ketika ada suatu peperangan memang mengharuskan mereka untuk memotong kepala dan atau karena keterpaksaan sehingga memang dilakukan seperti itu. Kenyah pada zaman sebelum penjajahan ataupun misionaris datang ke pulau kalimantan.

2. KAYAU ASANG

adalah keinginan seseorang untuk mencari kekuasaan dan kekuatan atau hanya ingin mencari status sosial yang lebih tinggi di dalam tatanan sosial masyarakat, semisal kita tahu dalam sejarah perjalanan Amai Daun (Dayak Ut danum, Kapuas, Kalteng).

4. KAYAU HABALES/HAPALAS

maksudnya disini adalah dimana Hakayau tersebut mempunyai tujuan untuk balas dendam akibat kekalahan yang terjadi selama peperangan yang pernah terjadi dan atau pembalasan dendam akibat suku yang lain pernah Mengayau masyarakat suku tersebut.

Namun setelah kolonial Belanda masuk, dengan berbagai cara pula mereka melakukan agar Hakayau tersebut tidak terjadi, karena itulah salah satu momok menakutkan bagi Kolonial Belanda pada saat itu dan juga menjadi penghalang bagi Belanda untuk menguasai tanah Kalimantan. Sehingga merekapun melakukan pendekatan terhadap para sesepuh Dayak, Tetua Adat, Damang, Pisur, untuk menyepakati agar hal itu tidak terjadi, dan melalui politik etis kolonial Belanda ( VOC ) yang akhirnya melahirkan kesepakatan tumbang anoi. Pemerintah Belanda juga mendekati etnis Dayak dengan cara yang halus dan tidak berperang tapi mereka mengunakan “ Misionaris “. Maka tidak heran diberi nama Borneo ( Lahir Baru ).

Namun setelah kesepakatan tersebut dilaksanakan agar Hakayau tersebut tidak lagi dilaksanakan bukannya Dayak tidak bisa mengayau lagi tapi justru tambah menguatkan posisi Dayak dan semakin membuat pertahanan Dayak pada zaman itu semakin kuat, dan dengan seiring waktu Kolonial Belanda pun sudah semakin tersingkir, mereka pun akhirnya benar-benar dan pelan-pelan meninggalkan pulau kalimantan karena tekanan yang berubi-tubi oleh penduduk pribumi.

2 komentar: